Kamis, 02 Desember 2010

CANDI BOROBUDUR

CANDI BOROBUDUR
Candi BOROBUDUR di Kabupaten Magelng, Jawa Tengah

Sekitar tahun 800 M atau abad ke-9 Candi Borobudur dibangun. Candi Borobudur ini dibangun oleh para penganut agama Budha Mahayana pada masa pemerintahan Wangsa Syailendra. Candi ini dibangun sekitar tahun 824 Masehi dan selesai sekitar menjelang tahun 900- an Masehi pada masa pemerintahan Ratu Pramudawardhani yang adalah puteri dari Samaratungga. Sedangan arsitek yang berjasa membangun candi ini menurut kisah turun temurun bernama Gunadharma.
Candi Borobudur terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, sekitar 40 km dari Yogyakarta. Candi Borobudur memiliki 10 tingkat yang terdiri dari 6 tingkat berbentuk bujur sangkar, 3 tingkat berbentuk bundar melingkar dan sebuah stupa utama sebagai puncaknya.
Kata Borobudur sendiri berdasarkan bukti tertulis pertama yang ditulis oleh Sir Thomas Stamford Raffles, Gubernur jenderal Britania Raya di Jawa, yang memberi nama Candi ini. Satu-satunya dokumen tertua yang menunjukkan keberadaan Candi ini adalah Kitab Nagarakertagama, yang ditulis oleh Mpu Prapanca pada tahun 1365. Di kitab tersebut ditulis bahwa candi ini digunakan sebagai tempat meditasi penganut agama Budha.
Arti kata Borobudur yaitu "Biara di Perbukitan", yang berasal dari kata "bara" ( candi atau biara ) dan "beduhur" ( perbukitan atau tempat tinggi ) dalam bahasa sansekerta. Karena itu, sesuai dengan arti nama  Borobudur.
Keseluruhan relief yang ada di candi Borobudur mencerminkan ajaran Sang Budha, dan seorang Budhis asal India bernama Atisha, pada abad ke-10, pernah berkunjung ke candi yang dibangun 3 abad sebelum Angkor Wat di Kamboja dan 4 abad sebelum Ketedral Agung di eropa. Berkat mengunjungi Borobudur dan berbekal naskah ajaran Budha dari Serlingpa ( saah satu raja kerajaan Sriwijaya ), Atisha mampu mengembangkan ajaran Budha. Ia menjadi kepala Biara Vikramasila dan mengajari orang Tibet tentang cara mempraktekkan Dharma. Enam naskah dari Serlingpa pun diringkas menjadi sebuah inti ajaran disebut "the Lamp for the path to enlightenment atau yang lebih dikenal dengan nama Bodhipathapradipa.
Candi ini selama berabad abad tidak digunakan. kemudian karena letusan gunung berapi, sebagian besar bangunan candi Borobudur tertutup tanah vulkanik. Selain itu, bangunan yang tertutup berbagai pepohonan dan semak belukar selama berabad abad. Kemudian bangunan candi ini mulai terlupakan pada zaman islam masuk ke Indonesia sekitar abad ke - 15.
Pada Tahun 1814, saat Inggris menduduki Indonesia, Sir Thomas Stamford Raffles mendengarkan adanya penemuan benda purbakala berukuran raksasa di desa Bumisegoro daerah Magelang. Karena minatnya yang besar terhadap sejarah jawa, maka Raffles segera memerintahkan H.C Cornelis, seorang insinyur Belanda untuk menyelidiki lokasi penemuan yang saat itu berupa bukit yang dipenuhi semak belukar.
Cornelis dibantu oleh sekitar 200 pria menebang pepohonan dan menyingkirkan semak belukar yang menutupi bangunan raksasa tersebut. Karena mempertimbangkan bangunan yang rapuh dan bisa runtuh, maka cornelis melaporkan kepada Raffles penemuan tersebut, termasuk beberapa gambar, karena penemuan tersebut Raffles mendapat penghargaan sebagai orang yang memulai pemugaran candi Borobudur dan mendapat perhatian dunia pada tahun 1835, seluruh area candi sudah berhasil di gali, candi ini terus dipugar pada masa penjajahan Belanda.
Setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1956, pemerintah Indonesia meminta bantuan Unesco untuk meneliti kerusakan Borobudur. Lalu pada tahun 1963, keluar keputusan resmi pemerintah Indonesia untuk melakukan pemugaran candi borobudur dengan bantuan Unesco. namun pemugaran ini baru benar benar mulai dilakukan pada tanggal 10 Agustus 1973. Proses pemugaran baru selesai pada tahun 1984. Sejak tahun 1991, candi Borobudur ditetapkan sebagai WORLD Heritage Site atau Warisan Dunia oleh Unesco.


www.rri.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=7194:candi-borobudur&catid=122:budaya



Tidak ada komentar:

Posting Komentar