Chikungunya.
Nyamuk Aedes Aegypti
Chikungunya
berasal dari bahasa Swahili ( bangsa dan kebudayaan yang berada di pantai
Afrika Timur) berdasarkan gejala yang terjadi pada penderita, yang berarti
(posisi tubuh) meliuk atau melengkung (that
which contorts or bends up), mengacu pada postur penderita yang
membungkuk akibat nyeri sendi hebat (arthralgia). Nyeri sendi ini menurut
lembar data keselamatan (MSDS) Kantor Keamanan Laboratorium Kanada, terutama
terjadi pada lutut, pergelangan kaki serta persendian tangan dan kaki.Demam Chikungunya
di Indonesia dilaporkan pertama kali di Samarinda pada tahun 1973, kemudian
berjangkit di Kuala Tungkal, Martapura, Ternate, Yogyakarta (1983), Muara Enim
(1999), Aceh dan Bogor (2001). Sebuah wabah Chikungunya ditemukan di Port Klang
di Malaysia pada tahun 1999, selanjutnya berkembang ke wilayah-wilayah lain. Awal
2001, kejadian luar biasa demam Chikungunya
terjadi di Muara Enim, Sumatera Selatan dan Aceh. Disusul Bogor bulan
Oktober. Setahun kemudian, demam Chikungunya
berjangkit lagi di Bekasi (Jawa Barat), Purworejo dan Klaten (Jawa Tengah). Diperkirakan
sepanjang tahun 2001-2003 jumlah kasus Chikungunya
mencapai 3.918 jiwa dan tanpa kematian yang diakibatkan penyakit ini.
Penyebab
Chikungunya
Chikungunya
disebabkan adanya infeksi virus chikungunya (CHIKV), yaitu jenis Alphavirus
yang termasuk dalam keluarga Togaviridae, dan ditularkan atau disebarkan lewat
gigitan nyamuk Aedes aegypty, nyamuk yang sama yang menularkan penyakit demam berdarah dengue.
Gejala
penderita Chikungunya
Gejala
utama terkena penyakit Chikungunya
adalah tiba-tiba tubuh terasa demam diikuti dengan linu di persendian. Bahkan,
karena salah satu gejala yang khas adalah timbulnya rasa pegal-pegal, ngilu,
juga timbul rasa sakit pada tulangtulang, ada yang menamainya sebagai demam
tulang atau flu tulang. Gejala-gejalanya memang mirip dengan infeksi virus
dengue dengan sedikit perbedaan pada hal-hal tertentu
Masa inkubasi dari demam Chikungunya dua sampai empat hari. Manifestasi penyakit
berlangsung tiga sampai 10 hari. virus ini termasuk self limiting disease alias
hilang dengan sendirinya. Namun, rasa nyeri masih tertinggal dalam hitungan
minggu sampai bulan.
Chikungunya dapat
menyerang semua usia, baik anak-anak maupun dewasa di daerah endemis. Secara
mendadak penderita akan mengalami demam tinggi selama lima hari, sehingga
dikenal pula istilah demam lima hari. Pada anak kecil dimulai dengan demam
mendadak, kulit kemerahan. Ruam-ruam merah itu muncul setelah 3-5 hari. Mata
biasanya merah disertai tanda-tanda seperti flu. Sering dijumpai anak kejang
demam. Pada anak yang lebih besar, demam biasanya diikuti rasa sakit pada otot
dan sendi, serta terjadi pembesaran kelenjar getah bening. Pada orang dewasa,
gejala nyeri sendi dan otot sangat dominan dan sampai menimbulkan kelumpuhan
sementara karena rasa sakit bila berjalan. Kadang-kadang timbul rasa mual
sampai muntah. Pada umumnya demam pada anak hanya berlangsung selama tiga hari
dengan tanpa atau sedikit sekali dijumpai perdarahan maupun syok. Bedanya
dengan demam berdarah dengue, pada Chikungunya tidak ada perdarahan
hebat, renjatan (shock) maupun
kematian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar