Rambut gimbal atau ramGimbal dalam bahasa Jawa berarti bergumpal. Fenomena rambut
gimbal ini bermula dari kepercayaan masyarakat terhadap kyai Kolodete yang
merupakan cikal bakal pendiri kabupaten Wonosobo. Bagi masyarakat Wonosobo,
anak yang memiliki rambut gembel dianggap bisa membawa musibah atau masalah
dikemudian hari, tapi bila diruwat anak tersebut dipercaya akan mendatangkan
rejeki. Disamping itu ruwatan ini bertujuan agar si anak bisa hidup dengan
rambut yang normal. Bila anak yang berambut gembel ini dicukur tanpa melakukan
ruwatan bisa jadi rambut gembel tersebut tumbuh lagi dan kemungkinan anak
tersebut bisa sakit-sakitan.but gembel yang melekat
pada anak-anak di kawasan tinggi Dieng dianggap sakral. Proses pemotongan
rambut ini tidak boleh dilakukan sembarangan, namun secara istimewa. Bahkan
sebelum dipotong, orang tua atau pemilik hajatan harus menuruti permintaan sang
anak dan wajib dipenuhi. Apabila tidak, dipercaya bisa memunculkan balak.
Permintaan anak yang diruwat wajib dipenuhi kalau tidak
rambut gimbalnya akan tumbuh kembali. Waktu upacara itu sendiri dilakukan
berdasarkan weton (hari kelahiran sang anak) sedangkan pelaksanaan upacara
dihitung berasarkan neptu (nilai kelahiran anak yang akan diruwat).
Kemarin (11/7) sebanyak delapan anak berambut
gimbal yang berasal dari lereng Dieng meliputi Kabupaten
Wonosobo dan Banjarnegara dilakukan pemotongan rambut. Mereka selama ini
dianggap sebagai titipan Kyai Kolodete, seorang tokoh yang dipercaya telah
membuka kawasan dataran tinggi itu.
Proses pemotongan rambut gimbal digelar pagi
pukul 10.00. Anak-anak gimbal dengan menggenakan kelebat dan ikat kepala putih
diusung keliling dengan rute pemukiman warga-komplek Candi Dieng hingga Telaga
warna. Mereka menaiki dokar dikawal barisan para tokoh dan sesepuh desa dengan
iringan kelompok kesenian.
Pemotongan rambut gimbal dilakukan satu per
satu. Sebelum dilakukan pemotongan rambut, sesepuh desa akan mengantarkan
dengan menyampaikan umur berikut sesuatu yang diminta oleh sang anak gimbal.
Bentuk permintaan yang diminta oleh delapan anak-anak itu pun cukup unik. Mulai
meminta kepala ayam yang sudah dimasak berjumlah 100, kambing betina, ayam
jago dua ekor, serta ada yang meminta gembus satu tampah. Wujudnya sebelum di
potong rambutnya anak-anak tersebut diminta mengecek sesuatu yang mereka minta.
Menurut Mbah Darusman, sesepuh lereng Dieng,
memenuhi permintaan anak gimbal sebelum dipotong hukumnya wajib. Sedangkan
siapa yang bisa memberikan tidak harus orang tua, namun bisa diberikan orang
lain. Apabila belum bisa memenuhi permintaan, terpaksa ditunda karena
bisa mendatangkan bahaya pada diri sang anak.
‘’Peristiwa mengabaikan permintaan anak
gimbal sebelum dipotong rambutnya sudah beberapa kali terjadi dan mendatangkan
balak. Karena anak akan sakit parah setelah dipotong dan rambut gembelnya akan
tumbuh lagi,” katanya.
Setelah
dipotong, rambut sang anak dihanyutkan pada aliran sungai yang bermuara ke laut
selatan. Untuk Wonosobo bisa dihanyutkan di mana saja, yang penting bisa
hanyut melalui Sungai Serayu yang bermuara ke laut selatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar