Selasa, 13 Juli 2010

Rambut Gimbal di Lereng Dieng


Prosesi Potong Rambut Gimbal Anak Lereng Dieng
anak berambut gimbal

Rambut gimbal atau ramGimbal dalam bahasa Jawa berarti bergumpal. Fenomena rambut gimbal ini bermula dari kepercayaan masyarakat terhadap kyai Kolodete yang merupakan cikal bakal pendiri kabupaten Wonosobo. Bagi masyarakat Wonosobo, anak yang memiliki rambut gembel dianggap bisa membawa musibah atau masalah dikemudian hari, tapi bila diruwat anak tersebut dipercaya akan mendatangkan rejeki. Disamping itu ruwatan ini bertujuan agar si anak bisa hidup dengan rambut yang normal. Bila anak yang berambut gembel ini dicukur tanpa melakukan ruwatan bisa jadi rambut gembel tersebut tumbuh lagi dan kemungkinan anak tersebut bisa sakit-sakitan.but gembel yang melekat pada anak-anak di kawasan tinggi Dieng dianggap sakral. Proses pemotongan rambut ini tidak boleh dilakukan sembarangan, namun secara istimewa. Bahkan sebelum dipotong, orang tua atau pemilik hajatan harus menuruti permintaan sang anak dan wajib dipenuhi. Apabila tidak, dipercaya bisa memunculkan balak.
Permintaan anak yang diruwat wajib dipenuhi kalau tidak rambut gimbalnya akan tumbuh kembali. Waktu upacara itu sendiri dilakukan berdasarkan weton (hari kelahiran sang anak) sedangkan pelaksanaan upacara dihitung berasarkan neptu (nilai kelahiran anak yang akan diruwat).
Kemarin (11/7) sebanyak delapan anak berambut gimbal yang berasal dari lereng Dieng meliputi Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara dilakukan pemotongan rambut.  Mereka selama ini dianggap sebagai titipan Kyai Kolodete, seorang tokoh yang dipercaya telah membuka kawasan dataran tinggi itu.
Proses pemotongan rambut gimbal digelar pagi pukul 10.00. Anak-anak gimbal dengan menggenakan kelebat dan ikat kepala putih diusung keliling dengan rute pemukiman warga-komplek Candi Dieng hingga Telaga warna. Mereka menaiki dokar dikawal barisan para tokoh dan sesepuh desa dengan iringan kelompok kesenian.
Pemotongan rambut gimbal dilakukan satu per satu. Sebelum dilakukan pemotongan  rambut, sesepuh desa akan mengantarkan dengan menyampaikan umur berikut sesuatu yang diminta oleh sang anak gimbal. Bentuk permintaan yang diminta oleh delapan anak-anak itu pun cukup unik. Mulai meminta kepala ayam yang sudah dimasak berjumlah 100, kambing betina, ayam jago dua ekor, serta ada yang meminta gembus satu tampah. Wujudnya sebelum di potong rambutnya anak-anak tersebut diminta mengecek sesuatu yang mereka minta.
Menurut Mbah Darusman, sesepuh lereng Dieng, memenuhi permintaan anak gimbal sebelum dipotong hukumnya wajib. Sedangkan siapa yang bisa memberikan tidak harus orang tua, namun bisa diberikan orang lain. Apabila  belum bisa memenuhi permintaan, terpaksa ditunda karena bisa mendatangkan bahaya pada diri sang anak.
‘’Peristiwa mengabaikan permintaan anak gimbal sebelum dipotong rambutnya sudah beberapa kali terjadi dan mendatangkan balak. Karena anak akan sakit parah setelah dipotong dan rambut gembelnya akan tumbuh lagi,” katanya.
Setelah dipotong, rambut sang anak dihanyutkan pada aliran sungai yang bermuara ke laut selatan. Untuk Wonosobo bisa dihanyutkan  di mana saja, yang penting bisa hanyut melalui Sungai Serayu yang bermuara ke laut selatan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar