Jumat, 21 Juni 2013

Tentang Wadaslintang


Menurut etimologi, Wadaslintang berasal dari dua kata yaitu, wadas yang berarti batu dan lintang yang berarti bintang. Jadi kata Wadaslintang kurang lebih berarti batu yang mirip bintang yang bersinar terang. Konon menurut cerita rakyat, sebelum desa Wadaslintang dibuka menjadi pemukiman disana terdapat bebatuan yang berkilauan menyerupai bintang sehingga dinamailah Wadaslintang.Bebatuan yang mempunyai ciri berwarna putih susu dan berkilauan seperti bintang ini sampai sekarangpun masih banyak terdapat di desa Wadaslintang, terutama banyak terdapat di pasir-pasir kali Kelurahan Wadaslintang.

Sejarah berdirinya desa Wadaslintang tidak dapat dilepaskan dengan Peristiwa Perang Diponegoro yang terjadi tahun 1825-1830. Wilayah Wadaslintang ketika itu masih berupa hamparan kawasan hutan belantara. Sekitar tahun 1827 datanglah pasukan Diponegoro yang mencari daerah persembunyian, yang akhirnya terdamparlah pasukan Diponegoro di wilayah Cangkring. Kedatangan pasukan Diponegoro di Cangkring ini untuk menghindari kejaran pasukan Belanda dari arah Kebumen ke Wonosobo. Mereka datang ke Cangkring lewat Kalipuru, Lancar kemudian Cangkring. Ki Selarong Magelang juga sempat tinggal beberapa lama di Cangkring. Beberapa anggota pasukan yang tinggal di Cangkring adalah Joko Kanoman dan Suryo Mataram. Mereka ditugaskan untuk membuka hutan dan mengubahnya menjadi tempat pemukiman, yang pada akhirnya berdirilah desa Wadaslintang. Joko Kanoman diminta untuk menjadi Dhemang, namun Joko Kanoman tidak bersedia untuk diangkat menjadi Dhemang. Cadipura akhirnya diangkat sebagai Dhemang yang pertama di Wadaslintang yang diangkat secara langsung dari Kadipaten. Cadipura bukan merupakan penduduk asli desa Cangkring, beliau berasal dari Lamuk, Kaliwiro. Daerah kekuasaannya adalah wilayah Wadaslintang, Cangkring dan Panerusan. Pada waktu itu pusat pemerintahannya berada di desa Cangkring, namun pada masa pemerintahan Dolah Sirod (1907-1910) yang merupakan Lurah yang diangkat oleh Camat maka pusat pemerintahannya dipindahkan ke desa Wadaslintang.
Pengangkatan Cadipura sebagai Dhemang adalah awal dari sebuah perjalanan panjang bagi bumi Wadaslintang, awal dari sebuah tatanan pemerintahan dan awal dari kumpulan sosial kemasyarakatan. Adapun nama-nama Lurah yang pernah memerintah Wadaslintang adalah sebagai berikut:
  • Dhemang Cadipura, memerintah antara tahun 1834-1848
  • Dhemang Cadireja, memerintah antara tahun 1848-1895
  • Kartodirjo, memerintah antara tahun 1895-1907
  • Lurah Dolah Sirod, memerintah antara tahun 1907-1910
  • Glondong Sastro Sukarno, memerintah antara tahun 1910-1955
  • Kepala Desa Maryo Sudarmo, memerintah antara tahun 1955-1973
  • Kepala Desa Sardi Susilo Miharjo, memerintah antara tahun 1973-1975
  • Kepala Desa Abdulholim, memerintah antara tahun 1975-1990
  • Kepala Desa Joyo Dipuro, memerintah antara tahun 1990-1998
Selanjutnya setelah 1998 Desa Wadaslintang dilikuidasi diganti Kelurahan
Adanya perbedaan nama antara nama Dhemang, Glondong, Kepala Desa maupun Lurah sebenarnya mempunyai sejarah tersendiri. Pada awalnya, sekitar tahun 1827 sedang terjadi Perang Diponegoro datanglah pasukan Joko Kanoman di Cangkring Wadaslintang kemudian dia diangkat oleh Bupati di Kadipaten Wonosobo untuk menjadi Penguasa Wilayah Wadaslintang atau yang pada waktu itu disebut Dhemang, akan tetapi Jaka Kanoman tidak mau sehingga Bupati mengangkat Cadipura sebagai Dhemang pertama di Wadaslintang.

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Wadaslintang,_Wadaslintang,_Wonosobo

Rabu, 05 Juni 2013

Peringkat Perolehan nilai 10,00 UN SMP Kab. Wonosobo 2013




PERINGKAT PEROLEHAN NILAI SEMPURNA 10,00
UJIAN NASIONAL SMP/MTs KABUPATEN WONOSOBO
TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Tahun Pelajaran 2012/20113 Ujian Nasional SMP/MTs Kabupaten Wonosobo diikuti oleh 133 sekolah, dengan peserta 10.743 peserta didik. Pada tahun ini peserta didik yang memperoleh nilai sempurna 10,00 (spuluh koma nol nol) sejumlah 123 peserta didik . Urutan terbanyak diduduki oleh SMP Negeri 1 Wonosobo (48), diikuti urutan ke dua SMP Negeri 2 Wonosobo (18), dan urutan ke tiga di tempati oleh SMP Negeri 1 Wadaslintang (9) , peringkat ke empat SMP Negeri 1 Kertek (8) sedangkan urutan berikutnya di tempati oleh SMP Negeri 1 Mojotengah (6), SMP Negeri 2 Selomerto (4), SMP Negeri 3 Wonosobo (3), dan SMP Negeri 5 Satu atap Sapuran dan SMP Muhammadiyah 6 Tieng masing-masing (2), sedangkan lainya tersebar di 25 SMP/MTs masing-masing 1 siswa mapel Matematika.
Untuk pelajaran bahasa Indonesia tahun ini di Kabupaten Wonosobo tidak ada yang mendapat nilai 10,00 namun di SMP Negeri 1 Wadaslintang ada 2 siswa yang memperoleh nilai 9,8 alias haya satu jawaban yang salah (wah sayang, satu jawaban salah).
Untuk Mata Pelajaran Bahasa Inggris, Tahun ini di Kabupaten Wonosobo hanya ada satu siswa yang memperoleh nilai 10,00 UN Bahasa Inggris SMP atas nama DIAS SEPTIANA RIYANI peserta didik dari SMP Negeri 1 Wadaslintang.
Dias Septiana Riyani bersama Guru Bhs Inggris (Dra. Yuni Purnawati)
Untuk Mata Pelajaan Matematika yang memperoleh nilai 10,00 ada 121 siswa yang menyebar di 33 SMP dan dan 1 MTs.
Untuk Mata Pelajaran IPA hanya ada satu peserta didik yang memperoleh nilai 10,00 yang berasal dari SMP Negeri 1 Wonosobo.
Untuk Peringkat 1 sampai 8 Jumlah siswa yang memperoleh nilai 10,00 Kabupaten Wonosobo Tahun 2012/2013 adalah sebagai berikut :

No
Kode Sekolah
Nama Sekolah
IND
ING
MAT
IPA
JML
Pering-kat
1
03-15-048
SMP NEGERI 1 WONOSOBO


47
1
48
1
2
03-15-049
SMP NEGERI 2 WONOSOBO


18

18
2
3
03-15-039
SMP NEGERI 1 WADASLINTANG

1
8

9
3
4
03-15-023
SMP NEGERI 1 KERTEK


8

8
4
5
03-15-028
SMP NEGERI 1 MOJOTENGAH


6

6
5
6
03-15-033
SMP NEGERI 2 SELOMERTO


4

4
6
7
03-15-050
SMP NEGERI 3 WONOSOBO


3

3
7
8
03-15-068
SMP NEGERI 5 SATU ATAP SAPURAN


2

2
8
9
03-15-207
SMP MUHAMMADIYAH 6 TIENG


2

2
8

Dari hasil perolehan nilai tersebut, ternyata SMP Negeri 1 Wadasalintang masih cukup membanggakan dan masih diandalkan. Semoga di tahun yang akan datang Makin banyak siswa yang menunjukan prestaasinya dibidang akademik maupun non akademik llainnya.
Selamat….. Selamat….. Selamat