Tanggal 28 Mei 2010 Jam
16.18 WIB
Posisi Matahari Tepat diatas
Ka’bah
Arah Kiblat Cukup Dengan Melihat Bayangan Benda Tegak Lurus
Kesempatan menyempurnakan arah kiblat untuk
wilayah Jateng dan sekitarnya dapat mulai dilakukan Rabu (26/5) besok hingga
Minggu (30/5) mendatang mulai pukul 16.13 – 16.23 Wib. Caranya pun tidak sulit,
cukup dengan melihat bayangan dari benda yang tegak lurus. Insya Alloh pada
hari Jum’at 28 Mei 2010 Posis Matahari Tepat diatas Ka’bah.
Menurut Profesor Riset Astronomi-astrofisika
LAPAN, Peneliti Bidang Hubungan Matahari dan Bumi LAPAN, Dr Thomas Djamaluddin,
waktu yang tepat di antara rentang tanggal tersebut sebenarnya jatuh pada Jumat
(28/5) pukul 16.18 WIB.
"Pada saat itu matahari tepat berada di atas
Mekkah, oleh karenanya ketika kita melihat matahari atau bayangannya, saat
itulah kita sedang menghadap Mekkah sebagai arah kiblat," tandasnya saat
dihubungi melalui telepon Selasa (25/5).
Ditambahkan, penetapan rentang waktu tersebut
lebih dikarenakan pertimbangan cuaca, terlebih belakangan sejumlah daerah masih
dilanda hujan dan diselimuti awan mendung serta memberikan kesempatan bagi
masyarakat untuk menentukan arah kiblat terutama di masjid-masjid agar sempurna
lewat cuaca yang cerah.
Secara perhitungan, imbuhnya, plus minus waktu dua
hari dan lima menit itu pun masih dapat dikatakan akurat untuk dijadikan
sebagai dasar patokan penyempurnaan arah kiblat.
Menurut Thomas, sebenarnya tidak diperlukan alat
untuk keperluan tersebut. Sepanjang tidak mendung, masyarakat cukup dengan
melihat arah jatuhan bayangannya. Setiap umat Islam bisa melakukannya. Meski
demikian, dia memberikan patokan untuk memudahkan penyempurnaan arah kiblat
dapat menggunakan benda tegak lurus seperti jendela, kusen pintu, atau tiang
bendera yang mudah dijumpai.
"Jendela lebih bagus langsung bisa membuat
arah kiblat, demikian pula tiang bendera yang berada di lapangan yang
sebenarnya bisa dijadikan petunjuk ketika menggelar shalat ied," jelasnya.
Thomas juga menjelaskan bahwa persoalan arah
kiblat yang bergeser karena gempa-gempa yang terjadi tidak bisa
dipertanggungjawabkan. Menurut dia, itu adalah kerancuan yang berkembang.
Ditegaskan, pergeseran lempeng bumi per centi setiap tahunnya membutuhkan orde
puluhan juta tahun untuk melakukannya.
Jika kemudian, ada masjid yang dinilai mengalami
perubahan arah kiblat itu lebih disebabkan pengaruh proses pembangunannya yang
dinilai kurang akurat. "Meski menggunakan kompas tapi ada kesalahan dalam
menerapkannya," katanya.
Selain besok, Thomas Djamaluddin mengungkapkan bahwa umat Islam kembali
mendapat kesempatan serupa untuk menentukan arah kiblat pada tanggal 16 Juli
2010 pukul 16.27 WIB. Untuk penentuan kiblat hari ini, dia menyebutkan bahwa
itu bisa dilakukan di wilayah Indonesia Barat dari Sumatera, Jawa, Kalimantan,
hingga Bali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar