Selasa, 25 Mei 2010

ARAH KIBLAT DENGAN MELIHAT BAYANGAN CAHAYA MATAHARI


Tanggal 28 Mei 2010 Jam 16.18 WIB

Posisi Matahari Tepat diatas Ka’bah

Arah Kiblat Cukup Dengan Melihat Bayangan Benda Tegak Lurus

 

Kesempatan menyempurnakan arah kiblat untuk wilayah Jateng dan sekitarnya dapat mulai dilakukan Rabu (26/5) besok hingga Minggu (30/5) mendatang mulai pukul 16.13 – 16.23 Wib. Caranya pun tidak sulit, cukup dengan melihat bayangan dari benda yang tegak lurus. Insya Alloh pada hari Jum’at 28 Mei 2010 Posis Matahari Tepat diatas Ka’bah.
Menurut Profesor Riset Astronomi-astrofisika LAPAN, Peneliti Bidang Hubungan Matahari dan Bumi LAPAN, Dr Thomas Djamaluddin, waktu yang tepat di antara rentang tanggal tersebut sebenarnya jatuh pada Jumat (28/5) pukul 16.18 WIB.
"Pada saat itu matahari tepat berada di atas Mekkah, oleh karenanya ketika kita melihat matahari atau bayangannya, saat itulah kita sedang menghadap Mekkah sebagai arah kiblat," tandasnya saat dihubungi melalui telepon Selasa (25/5).
Ditambahkan, penetapan rentang waktu tersebut lebih dikarenakan pertimbangan cuaca, terlebih belakangan sejumlah daerah masih dilanda hujan dan diselimuti awan mendung serta memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk menentukan arah kiblat terutama di masjid-masjid agar sempurna lewat cuaca yang cerah.
Secara perhitungan, imbuhnya, plus minus waktu dua hari dan lima menit itu pun masih dapat dikatakan akurat untuk dijadikan sebagai dasar patokan penyempurnaan arah kiblat.
Menurut Thomas, sebenarnya tidak diperlukan alat untuk keperluan tersebut. Sepanjang tidak mendung, masyarakat cukup dengan melihat arah jatuhan bayangannya. Setiap umat Islam bisa melakukannya. Meski demikian, dia memberikan patokan untuk memudahkan penyempurnaan arah kiblat dapat menggunakan benda tegak lurus seperti jendela, kusen pintu, atau tiang bendera yang mudah dijumpai.
"Jendela lebih bagus langsung bisa membuat arah kiblat, demikian pula tiang bendera yang berada di lapangan yang sebenarnya bisa dijadikan petunjuk ketika menggelar shalat ied," jelasnya.
Thomas juga menjelaskan bahwa persoalan arah kiblat yang bergeser karena gempa-gempa yang terjadi tidak bisa dipertanggungjawabkan. Menurut dia, itu adalah kerancuan yang berkembang. Ditegaskan, pergeseran lempeng bumi per centi setiap tahunnya membutuhkan orde puluhan juta tahun untuk melakukannya.
Jika kemudian, ada masjid yang dinilai mengalami perubahan arah kiblat itu lebih disebabkan pengaruh proses pembangunannya yang dinilai kurang akurat. "Meski menggunakan kompas tapi ada kesalahan dalam menerapkannya," katanya.
Selain besok, Thomas Djamaluddin mengungkapkan bahwa umat Islam kembali mendapat kesempatan serupa untuk menentukan arah kiblat pada tanggal 16 Juli 2010 pukul 16.27 WIB. Untuk penentuan kiblat hari ini, dia menyebutkan bahwa itu bisa dilakukan di wilayah Indonesia Barat dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, hingga Bali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar